Rabu, 30 Desember 2009

gis 5

37

BAB 5 EDITING DATA SPASIAL


Editing data spasial berkaitan dengan proses-proses menambah, menghapus dan mengubah
objek-objek spasial pada peta digital. Tetapi bagian utama dari editing data spasial adalah
menghilangkan kesalahan digitasi. Peta yang baru dibuat, meski dilakukan seteliti mungkin tetap
selalu ada kesalahan.

Kesalahan yang ada pada peta digital biasanya selain kesalahan digitasi adalah peta tersebut telah
kedaluwarsa (outdate), oleh karena itu data spasial juga perlu direvisi atau diperbaharui. Proses
pembaharuan (updating) pada dasarnya sama seperti proses editing data.

Ada dua jenis kesalahan digitasi, yaitu kesalahan lokasi dan kesalahan topologis. Contoh
kesalahan lokasi adalah polygon yang hilang, atau garis-garis yang terdistorsi sehingga
menyebabkan objek peta menjadi tidak akurat. Sedangkan kesalahan topologis, contohnya adalah
dangling arc dan polygon yang tidak tertutup dengan benar, hal ini akan menyebabkan
inkonsistensi logis diantara objek peta. Untuk mengoreksi kesalahan lokasi dilakukan dengan
membentuk ulang arc-arc individual dan mendigitasi arc baru. Sedangkan kesalahan topologis
dilakukan dengan bantuan software GIS berbasis topology.


5.1 KESALAHAN DIGITASI

5.1.1 Kesalahan Lokasi

Kesalahan lokasi berhubungan dengan lokasi objek peta pada peta digital. Tujuan akhir digitasi
adalah menduplikasi peta sumber (paper map) menjadi format digital. Untuk menentukan
seberapa baik tujuan itu dicapai adalah dengan cara membuat check plot peta digital pada skala
yang sama dengan peta sumber, dan menumpangkan hasil plot pada peta sumber serta melihat
kesepadanan keduanya.

Ada toleransi tertentu yang diijinkan untuk kesalahan lokasi ini. Di Amerika Serikat, The
Natural Resources Conservation Service (NRCS) menetapkan pergeseran antara garis peta 38

sumber dengan garis peta digital hasil plotting tidak lebih dari 0,01 inc (0,254 millimeter), yang
berarti pada skala 1:24.000, toleransi ini mewakili 20 feet (6 – 7 meter) jarak sebenarnya di
permukaan bumi.

Ada beberapa skenario penyebab kesalahan lokasi, yaitu :
B Kesalahan manusia (human error).
Kesalahan ini disebabkan karena banyaknya polygon dan garis yang harus didigitasi
(diplot), yang jumlahnya bisa ribuan.
B Kesalahan scanning dan tracing.
Algoritma tracing menjadi bermasalah ketika garis-garis raster : bertemu atau
berpotongan, terlalu berdekatan, terlalu lebar, atau terlalu tipis. Contoh kesalahan ini
adalah ujung garis yang membelok, garis yang meruncing pada belokan, garis ekstra
(Gambar 5.1).
B Kesalahan konversi koordinat dari koordinat peta digital ke koordinat dunia nyata.
Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh kesalahan penentuan titik kontrol. Titik kontrol
yang salah akan menyebabkan perbedaan antara garis digitasi dengan garis peta sumber.


Gambar 5.1 Kesalahan tracing
39

Kesalahan lokasi juga meliputi duplikasi garis (Gambar 5.2). Setiap arc pada garis atau polygon
seharusnya didigitasi hanya sekali. Tetapi karena peta biasanya memiliki garis-garis yang
kompleks maka memungkinkan kesalahan manusia yang menyebabkan digitasi lebih dari sekali.

Gambar 5.2 Kesalahan digitasi karena duplikasi garis

5.1.2 Kesalahan topologis

Kesalahan topologis terjadi karena adanya pelanggaran aturan relasi topologis yang digunakan
dalam software GIS. Kesalahan umum yang terjadi adalah arc-arc yang seharusnya bertemu pada
suatu titik (node) tidak bertemu dengan sempurna. Kesalahan ini disebut undershoot jika ada gap
antar arc, dan disebut overshoot jika ada arc yang melewati (overextended) arc yang lain
(Gambar 5.3). Kedua kesalahan tersebut menghasilkan dangling arc, yaitu arc yang memiliki
polygon kiri dan polygon kanan yang sama, dan menghasilkan dangling node pada ujung arc.
Secara umum lebih mudah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan overshoot dibanding
undershoot. Dangling node juga terjadi jika polygon tidak tertutup dengan benar (Gambar 5.4)

Gambar 5.3 Overshoot (kiri) dan Undershoot (kanan)

40


Gambar 5.4 Unclosed polygon

Dalam kasus khusus dangling node dapat diterima bahkan diperlukan, misal pada cabang-cabang
sungai, atau jalan buntu pada peta.

Jenis kesalahan yang lain adalah pseudo node, yaitu node-node yang membentuk arc tersendiri
pada sebuah arc yang seharusnya kontinyu (Gambar 5.5). Namun pseudo node pada kasus
tertentu dapat diterima, misal segmen jalan yang memiliki atribut yang berbeda karena batas
kecepatan yang berbeda.

Gambar 5.5 Pseudo node

Arc memiliki from-node dan to-node yang menentukan arah arc, oleh karena itu kesalahan arah
arc dapat menjadi sumber kesalahan topologis, misal arah aliran air pada aplikasi hidrologi harus 41

menuju daerah ketinggian yang lebih rendah, atau jalan yang searah (one-way street) harus
mengikuti arah lalu lintas yang telah ditentukan (Gambar 5.6).



Gambar 5.6 Arah arc ditentukan oleh from-node dan to-node

Kesalahan topologis dapat juga menghasilkan label ganda (multiple label). Sebuah polygon
harus memiliki satu label dan tidak ada dua polygon dengan label yang sama. Namun jika ada
polygon yang tidak tertutup dengan benar akan terjadi dua polygon yang seharusnya memiliki
label berbeda tetapi memiliki label yang sama (Gambar 5.7)



Gambar 5.7 Multiple label disebabkan oleh unclosed polygon
42

5.1.3 Koreksi kesalahan digitasi

Paket-paket software GIS biasanya memiliki tool yang dapat dipakai untuk mengoreksi kesalah
an topologis, dan membagi metode koreksi menjadi dua, yaitu metode global dan metode lokal.

B Metode global
Paket software GIS berbasis topology memiliki perintah (command) yang akan
menerapkan toleransi tertentu ke seluruh peta untuk membuang kesalahan digitasi. Pada
ArcInfo workstation menggunakan perintah CLEAN untuk menghilangkan kesalahan
menggunakan dua toleransi pada input coverage, yaitu : dangle length dan fuzzy
tolerance.

Dangle length menentukan panjang minimum tertentu. Dangle arc akan dibuang jika
panjangnya lebih pendek dari dangle length yang ditentukan. Oleh karena itu dangle
length berguna dalam membuang kesalahan overshoot. (Gambar 5.8)

Gambar 5.8 Dangle length

Fuzzy tolerance menentukan jarak minimum tertentu antar titik (vertices) dan arc pada
output coverage. Tolerance berlaku pada titik-titik yang membentuk arc dan juga titik-43

titik sepanjang dua arc yang berdekatan. Koreksi ini berguna untuk menghilangkan garis-
garis duplikat pada toleransi tertentu (Gambar 5.9).



Gambar 5.9 Fuzzy tolerance

Karena metode global ini berlaku pada seluruh peta (coverage) maka harus diberlakukan
secara hati-hati. Hal ini karena jika dangle length ditentukan terlalu besar, maka ia akan
bisa menghapus undershoot maupun overshoot (Gambar 5.10). Dan jika fuzzy tolerance
ditentukan terlalu besar, ia akan menghapus arc yang bukan duplikat (Gambar 5.11)


Gambar 5.10 Setting dangle length yang terlalu besar dalam koreksi global, dapat
membuang overshoot maupun undershoot tanpa sengaja. 44




Gambar 5.11 Setting fuzzy tolerance yang terlalu besar selain membuang garis duplikat
(gambar bagian atas) juga dapat membuang objek spasial yang digambarkan dengan
garis sejajar seperti sungai atau jalan (gambar bagian tengah).

B Metode lokal
Pada metode global koreksi kesalahan digitasi diberlakukan pada seluruh bagian peta
yang ditangani. Pada metode lokal penanganan koreksi kesalahan hanya dilakukan pada
bagian-bagian peta digital yang salah dengan toleransi tertentu. Nodesnap pada ArcInfo
Workstation menentukan toleransi tertentu untuk snapping node. Nodesnap tolerance
sebaiknya ditentukan tidak terlalu besar karena snapping sebuah node dapat
mempengaruhi akurasi posisi sebuah arc. ArcInfo Workstation juga menyediakan fasilitas
editdistance yang dapat dipakai untuk menentukan radius pencarian objek yang akan
diedit (Gambar 5.12). 45



Gambar 5.12 Editdistance

5.2 EDITING DATA SPASIAL NONTOPOLOGIS

Beberapa operasi editing data spasial non topologis pada dasarnya sama seperti editing pada data
spasial topologis, tetapi beberapa yang lain sangat berbeda. Misal, pada data spasial nontopologis
dapat dilakukan pembuatan objek baru menggunakan objek yang sudah ada dalam peta.
Seringkali objek baru memuat disjoint dan multiple parts, dimana hal ini dibolehkan dalam data
non topologis. Dapat juga dilakukan integrasi objek yang berasal dari peta yang berbeda
sehingga dapat sharing batas bersama.

Tidak ada komentar: