Rabu, 30 Desember 2009

gis 4

31

BAB 4 : INPUT DATA VEKTOR


Dalam mengerjakan proyek GIS, ada dua pilihan berkenaan dengan data spasial yang akan
digunakan, yaitu membuat data baru, atau menggunakan data yang sudah ada. Data spasial baru
dibuat dengan mengkonversi peta kertas, citra satelit, data GPS (Global Positioning System)
menjadi peta digital.

Sedangkan menggunakan data spasial yang sudah ada (existing data), adalah dengan cara
memperolehnya dari penyedia data GIS, baik lembaga pemerintah ataupun swasta, dengan
beberapa pertimbangan sesuai kebutuhan.

4.1 DATA GIS YANG SUDAH ADA

Menemukan data GIS yang sudah ada untuk suatu proyek membutuhkan pengetahuan,
pengalaman dan keberuntungan. Lembaga pemerintah maupun swasta di berbagai negara telah
membuat website untuk sharing data GIS dan mengarahkan pengguna data ke sumber-sumber
informasi yang diinginkan. Namun kadang data yang tersedia tidak kompatibel dengan paket
(software) GIS yang digunakan, atau perlu proses editing/manipulasi yang cukup banyak untuk
bisa digunakan.

Kebanyakan data GIS yang tersedia di internet adalah data yang digunakan secara teratur oleh
organisasi-organisasi untuk aktifitas GIS. Data tersebut disebut framework data, yang biasanya
terdiri dari tujuh layer dasar, yaitu : kontrol geodetik (framework posisi akurat untuk survey dan
pemetaan), orthoimagery (foto udara atau foto satelit yang telah diralat), elevasi, transportasi,
hydrography, wilayah pemerintahan, informasi kadastral.

Di Indonesia setidaknya ada dua lembaga pemerintah yang terkait erat dengan data GIS, yaitu :
BAKOSURTANAL ( Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) dan BPN ( Badan
Pertanahan Nasional). Disamping itu TNI (Tentara Nasional Indonesia) juga memiliki lembaga
tersendiri yang berhubungan dengan data GIS. 32


Sedangkan lembaga swasta yang menyediakan data GIS biasanya adalah perusahaan
pengembang software GIS, yang selain memproduksi data juga memberikan jasa teknis dan
konsultasi.

4.2 METADATA

Metadata didefinisikan sebagai informasi terstruktur yang memungkinkan sebuah resource
diidentifikasi, digunakan, dimanipulasi dan dikatalogkan dengan mudah. Metadata juga sering
diartikan sebagai “data tentang data”, sehingga pengguna data spasial dapat mengetahui apakah
data tersebut memenuhi kebutuhan yang diinginkan, seperti : cakupan wilayah, kualitas data,
kekinian data (data tersebut masih baru atau sudah lama), bagaimana menstransfer, memproses
dan menginterpretasi data spasial tersebut, serta bagaimana memperoleh informasi lebih lanjut
tentang data tersebut apabila diperlukan.

Federal Geographic Data Committee (FGDC) telah mengembangkan standart (ketentuan baku)
isi metadata. Standart metadata FGDC mendeskripsikan sebuah kelompok data berdasarkan hal-
hal sebagai berikut :
B Informasi identifikasi
Informasi data mengenai kelompok data (data set), meliputi : judul, cakupan data
geografis dan kekinian (currency).
B Informasi kualitas data
Informasi mengenai kualitas data, meliputi : akurasi posisi dan atribut, kelengkapan,
konsistensi, sumber-sumber informasi, dan metode yang digunakan untuk menghasilkan
data.
B Informasi organisasi data spasial
Informasi mengenai representasi data didalam kelompok data seperti metode representasi
data (raster atau vektor) dan jumlah objek spasial.
33

B Informasi referensi spasial.
deskripsi kerangka referensi dan cara pengkodean koordinat dalam kelompok data,
seperti parameter untuk proyeksi peta, atau sistem koordinat, datum horisontal dan
vertikal, dan resolusi sistem koordinat.
B Informasi entitas dan atribut.
Informasi mengenai isi kelompok data seperti tipe entitas dan atributnya dan domain dari
mana nilai atribut dapat ditentukan.
B Informasi distribusi.
Informasi mengenai bagaimana mendapatkan kelompok data.
B Informasi referensi metadata.
Informasi mengenai kekinian informasi metadata tersebut dan pihak yang bertanggung
jawab.

Untuk membantu meng-entry metadata telah banyak dibuat tools/software khusus, yang biasanya
dirancang sesuai sistem operasi tertentu dan paket GIS tertentu. ESRI menawarkan tool untuk
membuat metadata yaitu ArcCatalog. Sedangkan intergraph mengembangkan Spatial Metadata
Management System (SMMS) yang ada pada GeoMedia.


4.3 KONVERSI DATA


Konversi data, juga disebut transfer data adalah aktifitas mengkonversi data yang diperoleh dari
lembaga pemerintah atau perusahaan swasta menjadi format yang kompatibel dengan paket GIS
yang digunakan. Pemilihan metode konversi pada dasarnya bergantung kekhususan format data
yang dikonversi. Format data yang bersifat proprietary membutuhkan translator khusus untuk
konversi data, tetapi format yang netral atau umum dapat dikonversi menggunakan kebanyakan
paket GIS yang ada.

File DGN (dari Microstation dan MGE), file DXF dan DWG (dari AutoCAD), dan file-file dari
MapInfo, dapat dikonversi menjadi shapefile dengan menggunakan aplikasi ArcToolbox yang 34

ada dalam paket ArcGIS/ArcInfo. Demikian juga Geomedia dapat mengakses dan
mengintegrasikan data dari ArcInfo, AutoCAD, MapInfo, MGE, dan Microstation . Konversi
yang dilakukan dengan sebuah paket GIS disebut direct translation. (Gambar 4.1)



Gambar 4.1 Konversi file DGN (intergraph) menjadi file coverage (ArcInfo)
menggunakan IGDSARC command (ArcInfo Workstation)


File data GIS dengan format DLG dianggap sebagai format neutral karena hampir semua paket
GIS memiliki translator yang dapat bekerja dengan format DLG (Gambar 4.2)



Gambar 4.2 Konversi coverage ke DLG sebagai format neutral


4.4 MEMBUAT DATA BARU


Data baru, dapat dibuat dari beberapa sumber data yang ada diantaranya : data penginderaan jauh
(remotely sensed data), Global Positioning System (GPS), data survey, peta jalan, file text
koordinat x,y, digitasi peta kertas, scanning, on-screen digitizing. 35

B Data penginderaan jauh
Data penginderaan jauh, seperti Digital Orthophoto Quads (DOQs) dan citra satelit
adalah data raster tetapi sering digunakan sebagai input data vektor (melalui konversi
data). DOQs sendiri merupakan photo udara digital yang telah diralat atau dikoreksi
untuk membuang pergeseran citra objek disebabkan kemiringan kamera dan relief
bentang alam. Karena DOQs mengkombinasikan karakteristik citra sebuah photo dengan
kualitas geometrik sebuah peta, maka ia dapat dipakai secara efektif sebagai background
untuk digitasi atau update peta digital yang sudah ada.
B GPS
GPS, dengan menggunakan konstelasi 24 satelit di angkasa dapat dipakai untuk
menentukan posisi di permukaan bumi secara presisi. Objek spasial di bumi dapat
dipetakan berdasarkan serangkaian data GPS. Sehingga GPS sering dipakai sebagai tool
untuk input data spasial.
B Data survey
Data survey merupakan data yang diperoleh melalui pengukuran maupun perhitungan
berdasarkan titik-titik kontrol yang sudah diketahui. Biasanya dilakukan menggunakan
alat ukur theodolit, data yang dihasilkan berupa sudut dan jarak.
B Peta jalan
Peta-peta yang banyak dijual di pasaran (di toko-toko buku) berupa peta kota atau pulau
tertentu pada dasarnya adalah peta jalan, yang lebih menekankan objek spasial jalan
sebagai alat penunjuk perjalanan. Peta jalan dapat dipakai sebagai data input untuk peta
digital dengan terlebih dahulu melakukan proses geocoding yaitu menyelaraskan posisi
titik-titik di jalan dengan data pengukuran GPS.
B File text koordinat x,y
Data spasial digital dapat dibuat dari file text yang memuat koordinat x,y. Koordinat ini
dapat berupa koordinat geografik atau koordinat bidang yang menunjukkan lokasi
tertentu, misal lokasi stasiun cuaca, epicenter gempa, atau jalur badai. Paket GIS ArcInfo
dapat mengkonversi file text kedalam peta digital dengan mudah. 36

B Digitasi peta kertas
Digitizing adalah proses konversi data dari format analog (peta kertas) ke format digital
(peta digital). Proses ini dilakukan menggunakan sebuah digitizing table, yang memiliki
sebuah keypad (semacam mouse) yang dapat mentransfer ke computer untuk setiap objek
spasial pada peta kertas yang di trace.
B Scanning
Scanning adalah proses digitasi yang mengkonversi peta analog kedalam file scan, file ini
formatnya adalah raster,kemudian dikonversi kembali ke format vektor melalui tracing.
Proses konversi dari raster ke vektor disebut vectorization. Paket GIS ArcInfo Worstation
memiliki fasilitas untuk melakukan vectorization ini.
B On-screen digitizing
On-screen digitizing adalah digitasi manual langsung pada layar monitor komputer
dengan menggunakan sumber data yang sudah ada, seperti DOQs sebagai background.
On-screen digitizing adalah cara yang paling mudah dan efisien untuk melakukan edit
atau update peta digital yang sudah ada.

Tidak ada komentar: