Rabu, 30 Desember 2009

3D

Pendahuluan








Pemodelan digital adalah cara paling langsung, lengkap, efisien,
dan efektif bagi para desainer, arsitek, maupun engineer dalam
menampilkan objek fisik tanpa membuat objek yang sebenarnya.
Selain itu, dengan pemodelan digital akan memungkinkan dila-
kukan digital pre assembly. Dengan cara ini tidak diperlukan lagi
membuat model fisik (full size mock up) untuk memeriksa ke-
butuhan ruang atau untuk memeriksa kesesuaian antarkomponen.
Rhinoceros 3.0 merupakan software pemodelan 3D digital yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahan software dunia dengan
lebih memperhatikan kebutuhan desainer sebagai pengguna dalam
aktivitasnya merencanakan dan mengembangkan suatu produk
sehingga produk yang dihasilkan dapat terintegrasi secara mak-
simal yang meliputi kajian desain maupun engineering. Di dalam-
nya memuat program dengan cara kerja yang cenderung meng-
utamakan faktor estetika dan melibatkan aspek desain sehingga
software ini banyak digunakan oleh para profesional desainer
dalam dunia industri karena kemampuannya untuk melakukan
presentasi keputusan sebuah model desain yang sangat realistis
dengan efisiensi dan efektivitas kerja yang dapat diandalkan.
Dalam buku ini akan Anda temui tata cara pembuatan model yang
memiliki keselarasan nilai estetis yang terintegrasi menjadi hasil
akhir objek 3D yang indah dan realistis. 2
Pada awal bab buku ini akan dijelaskan secara singkat Rhinoceros
dan penjelasan fitur-fitur standar serta operasional dasar yang
akan sering digunakan dalam bahasan berikutnya di buku ini.
1.1 Pemodelan 3D Rhinoceros
1.1.1 Sekilas Rhino
Rhinoceros atau biasa disingkat Rhino adalah sebuah program
pemodelan 3D berbasis NURBS (Non Uniform Rational B-Spline).
Spline atau yang lebih kita kenal dengan kurva adalah garis yang
memiliki banyak radius lingkaran (multi radius) sehingga mampu
mendefinisikan bentuk-bentuk kurva yang halus dan mulus seperti
bentuk geometri yang organis pada bodi pesawat terbang.
Metode NURBS pada Rhinoceros merupakan pengembangan dari
metode spline konvensional yang secara umum dapat menggam-
barkan secara matematis bentuk-bentuk model bebas (free form)
dan bentuk-bentuk standar (primitive object). Metode ini penting
sekali untuk mewujudkan model-model organis karena kualitas
permukaan sangat ditentukan oleh mulus atau tidaknya suatu
permukaan (smooth surface).
Rhinoceros version 3.0 merupakan penyempurnaan dari versi
sebelumnya dengan berbagai fasilitas baru serta kemudahan
operasional perintah kerja yang mampu menerjemahkan gagasan
desain ke dalam bentuk simulasi pemodelan 3D yang mendekati
realitas.
Rhinoceros 3.0 memiliki paket software pelengkap yang dapat
digunakan untuk mendukung kesempurnaan dan kualitas model
yang dikerjakan, yaitu:
a. Software Flamingo, yang digunakan untuk keperluan ren-
dering dengan kualitas yang sangat bagus.
b. Software Bongo, digunakan untuk keperluan pemodelan ani-
masi bergerak. 3
1.1.2 Aplikasi Rhinoceros dalam Dunia Industri
Seiring semakin terbukanya kesadaran masyarakat dunia terhadap
pentingnya peranan desain, dengan jeli ditangkap oleh kalangan
industri sebagai peluang untuk menampilkan produk yang me-
miliki muatan inovasi desain sebagai kekuatan baru dan strategis
bagi perusahaan dalam meraih pasar.
Rhino sebagai program pemodelan 3D dalam dunia industri sangat
berguna untuk memecahkan masalah pada proses-proses tradi-
sional yang dirasakan cukup sulit, seperti pertimbangan perakitan,
ergonomi, estetika, dan manufaktur. Lebih jauh dari itu, program
ini mampu mentransformasikan gagasan dan ide seorang desainer
yang seringkali muncul dan harus dituangkan secara spontan.
Metode konsep modeling telah membuka peluang desainer dan
arsitek untuk lebih aktif dalam bereksperimen sekaligus sebagai
alat kontrol terhadap efek visual seperti pencahayaan sehingga
mampu atau tidak untuk diterjemahkan oleh komputer secara
sempurna.

Gambar 1.1 Aplikasi Pemodelan Rhinoceros pada Produk Desain
1.1.3 Menjalankan Rhinoceros
Untuk menjalankan program Rhinoceros 3.0, direkomendasikan
kebutuhan sistem: 4
- Pentium IV ke atas
- Windows 2000/XP
- RAM 256 ke atas
- Hard disk 20 GB ke atas
- VGA CARD 64 MB ke atas
Seringkali program Rhinoceros 3.0 tidak dapat diaplikasikan pada
saat proses instalasi karena spesifikasi sistem yang digunakan
masih di bawah standar yang direkomendasikan.
Seandainya mampu hingga running program pun, biasanya akan
mengalami proses yang lambat dan mengakibatkan sering terjadi
“hang” pada komputer.
1.2 Memulai Rhinoceros
Untuk memulai program ini, lakukanlah instalasi program
Rhinoceros, yang meliputi:
- Software 3D Modeling Rhinoceros
- Software Flamingo Raytrace & Photorealistic Rendering
Setelah kedua program terinstalasi pada komputer, Anda bisa
dengan segera mengoperasikannya. Salah satu cara untuk men-
jalankan program Rhino adalah:
Klik dua kali tombol shortcut pada jendela dekstop.

Gambar 1.2 Menjalankan Program Rhino 5
1.3 Layar Rhino
Tampilan layar Rhino terbagi menjadi beberapa area yang akan
memberikan informasi bagi Anda sebagai data input.
Selalu perhatikan informasi yang muncul di area command line
(command history dan command prompt) untuk mengetahui apa
yang sedang terjadi pada proses pemodelan yang dikerjakan.

Gambar 1.3 Layar Rhino
1.3.1 Menu Rhino
Sebagian besar perintah kerja yang disediakan oleh Rhino bisa
Anda temukan dengan mudah pada Menu Bar. 6

Gambar 1.4 Menu rhino
1.3.2 Toolbars
Rhino toolbars memuat tombol-tombol perintah kerja yang bisa
Anda tempatkan di manapun pada layar (screen), atau dapat juga
ditempatkan pada tepian jendela graphics area.
Tampilan default rhino akan menempatkan standard toolbar
berada di atas graphics area, sedangkan main 1 dan main 2
toolbars menempati posisi di sebelah kiri graphics area.
1.3.3 Tooltips
Tooltips akan menjelaskan fungsi dari sebuah tombol. Arahkan
kursor di atas sebuah tombol tanpa mengkliknya, sebuah kotak
kecil berwarna kuning yang dilengkapi nama dari fungsi tombol
tersebut akan muncul. Dalam prakteknya, kebanyakan tombol
perintah kerja dapat melaksanakan dua perintah kerja. Tooltips
akan membantu Anda menunjukan tombol mouse sebelah mana
yang harus diklik, karena kedua tombol kanan maupun kiri pada
mouse memiliki fungsinya tersendiri.

Gambar 1.5 Tooltips 7
1.3.4 Flyouts
Sebuah tombol perintah kerja mungkin saja memuat tombol
perintah kerja lainnya di dalam sebuah flyout toolbar. Biasanya
flyout toolbar memiliki isi yang bervariasi tergantung pada jenis
dan fungsi base command-nya.
Tombol yang dilengkapi dengan flyout biasanya ditandai dengan
segitiga kecil berwarna putih di sudut kanan bawah. Untuk
membuka flyout toolbar, klik kiri atau kanan mouse dan tahan
untuk beberapa saat, atau kita juga bisa menekan kedua tombol
mouse secara bersamaan.

Gambar 1.6 Flyout
1.3.5 Graphics Area
Graphics area merupakan jendela pada Rhino yang terdiri atas
beberapa tampilan jendela viewport. Selain itu Anda juga dapat
melakukan layout ulang jendela viewport sedemikian rupa hingga
sesuai dengan kenyamanan saat menggunakannya.
1.3.6 Viewport
Viewport adalah jendela di layar yang menampilkan model yang
sedang Anda kerjakan. Untuk memindahkan dan mengubah
ukuran viewport, klik dan gerakkan viewport title, viewport border,
atau center of viewport. Anda pun dapat membuat tampilan
viewport baru, mengganti nama viewport, dan menggunakan
konfigurasi viewport yang sesuai dengan keinginan. 8
Untuk mengaktifkan tampilan viewport dari tampilan default men-
jadi tampilan penuh mengisi seluruh graphic area, klik dua kali
pada viewport title.
Anda juga dapat mengatur ulang layar Rhino. Command Area di
bagian bawah, dan toolbar ditempatkan pada lokasi yang berbeda.

Gambar 1.7 Layar Rhino yang Diatur Ulang Tata Letaknya
1.3.7 Command Area
Command area akan menampilkan perintah kerja yang sedang
bekerja dan difungsikan pula untuk meng-entry perintah kerja
yang akan Anda gunakan, yaitu dengan cara mengetiknya.
Command area dapat ditempatkan di bagian atas maupun di
bagian bawah layar, atau bisa juga bebas berdiri sendiri di dalam
layar tanpa harus menempel pada pinggiran layar. Jendela
command area secara default terbagi menjadi tiga lajur. Tekan F2
untuk membuka sebuah jendela yang akan menampilkan com-
mand history. 9
1.4 Bekerja dengan Rhino
Untuk memulai bekerja dengan Rhino, tentunya Anda harus
terlebih dahulu memahami hal-hal paling mendasar yang akan
menuntun Anda sebelum pada akhirnya nanti benar-benar siap
melakukan pemodelan sebuah objek tertentu. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa materi dasar ketika Anda akan bekerja
dengan Rhino.
1.4.1 Perangkat Mouse
Pada area viewport, tombol mouse sebelah kiri memiliki fungsi
untuk memilih objek dan memilih lokasi viewport. Tombol mouse
sebelah kanan memiliki beberapa fungsi termasuk di dalamnya
fungsi Panning & Zooming, dan juga memiliki fungsi yang sama
dengan menekan tombol Enter pada keyboard.
Gunakan tombol mouse sebelah kiri untuk memilih objek,
command, atau options pada menu, dan tombol-tombol yang ada
pada area toolbar.
Gunakan tombol mouse sebelah kanan untuk mengakhiri sebuah
perintah kerja (command).
Tekan dan tahan tombol mouse sebelah kanan kemudian
gerakkan mouse untuk mengaktifkan fungsi Pan (top, right, front
viewport) & Rotate (perspective viewport).
Gunakan scroll putar pada mouse atau tekan tombol CTRL+tekan
dan tahan tombol mouse kanan, kemudian gerakkan mouse untuk
mengaktifkan fungsi zoom in dan zoom out pada salah satu view-
port yang sedang aktif.
Anda harus tetap menekan dan tahan tombol mouse sebelah
kanan untuk tetap bisa-mengaktifkan-fungsi pan dan zoom.


10
1.4.2 Mengakses Perintah Kerja
Anda dapat meng-entry dan menjalankan perintah kerja (com-
mands), yaitu dengan mengetiknya secara langsung sebuah teks
perintah kerja pada area command line.
Perintah tersebut bisa berupa titik koordinat, jarak, dan ukuran,
sudut, atau radius, maupun perintah kerja berupa shortcut.
Untuk mengeksekusi sebuah perintah kerja yang sudah Anda
ketik, tekan tombol Enter atau spacebar pada keyboard. Selain itu
cara lain yang bisa Anda gunakan adalah dengan menekan tombol
mouse sebelah kanan untuk melakukan eksekusi perintah kerja.
Sebagai catatan tombol Enter, spacebar pada keyboard, serta
tombol mouse sebelah kanan dapat bekerja dan memiliki fungsi
yang sama dalam-melakukan-eksekusi-perintah-kerja.
1.4.3 Clickable Option
Untuk menggunakan command option, klik option yang berada di
dalam command line, yaitu tulisan dengan huruf awalnya yang
bergaris bawah pada option tersebut. Selanjutnya ikuti panduan
berikutnya yang akan muncul pada layar.

Gambar 1.8 Perintah Kerja Menggunakan Clickable Option
1.4.4 Mengulang Perintah Kerja
Untuk mengulang perintah kerja yang terakhir digunakan, klik
tombol mouse sebelah kanan, atau tekan Enter atau spacebar
pada keyboard. 11
1.4.5 Membatalkan Perintah Kerja
Anda dapat membatalkan perintah kerja yang sedang dijalankan,
yaitu dengan hanya menekan tombol ESC pada keyboard.
Latihan 1 – Rhino Dasar
1. Pilih menu File > Open atau tekan tombol pada toolbar.
2. Pada kotak dialog Open, buka file latihan yang ada di dalam
CD pelengkap, yaitu file Rhino Dasar.3dm.
Terdapat model yang terdiri atas 5 objek, yaitu Cube, Cone,
Cylinder, Sphere, dan Rectangular Plane. Anda dapat melihat
bahwa selain ada objek utama (cube, cone, cylinder, dan
sphere) masih ada objek lainnya, yaitu Rectangular Plane yang
merupakan objek pelengkap yang difungsikan sebagai bidang
landasan atau lantai. Dalam prakteknya nanti, Anda juga akan
memerlukan berbagai objek pelengkap lainnya yang bisa dise-
suaikan berdasarkan kebutuhan.

Gambar 1.9 Tampilan Layar Rhino dengan Tiga Viewport 12
3. Pilih menu View > Viewport Layout > 4 Viewports, atau tekan
tombol
pada toolbar.

Gambar 1.10 Tampilan Layar Rhino dengan Empat Viewport
4. Pada Status Bar, klik Snap untuk mengaktifkan grid snap.
Grid snap bisa saja sudah berada pada posisi aktif. Jika snap
pada status on, maka tulisan “Snap” akan berwarna hitam
pada status bar. Akan tetapi, jika snap pada status tidak aktif,
maka tulisan “Snap” akan berwarna abu-abu.
Tips:
Pastikan Snap selalu pada posisi on karena akan membantu
Anda mengarahkan kursor dengan perpindahan berdasarkan
jarak dan interval yang akurat. Selain itu fungsi snap akan
benar-benar bekerja jika Anda melakukan pekerjaan pemo-
delan sebuah objek hanya di area gridline.
5. Klik mouse pada perspective viewport untuk mengaktifkan
jendela tersebut. 13
Title pada viewport akan berubah warna yang menandakan
jendela viewport tersebut aktif. Sebuah jendela viewport yang
aktif adalah viewport di mana semua perintah kerja dan pe-
kerjaan pemodelan dilakukan pada jendela viewport tersebut.
6. Klik kanan mouse pada title perspective viewport, akan
muncul menu viewport lalu pilih dan klik Shaded Display.

Gambar 1.11 Mengklik Shaded Display pada Menu Viewport

Gambar 1.12 Shaded Display 14
Shaded display akan memperlihatkan kepada Anda tampilan
kulit luar (shape) dari objek-objek yang ada dalam area kerja
jendela viewport ini. Anda juga dapat mengatur viewport
lainnya dengan mode shaded display.
7. Pilih menu Render > Render, atau tekan tombol pada
toolbar.
Model yang diproses rendering akan tampil terpisah pada
jendela render secara tersendiri. Tampilan model render akan
memperlihatkan warna yang sudah ditentukan sebelumnya.
Anda juga dapat mengatur pencahayaan dan warna back-
ground. Proses rendering selengkapnya akan dibahas di akhir
bab buku ini.
Anda tidak dapat mengubah tampilan hasil render, akan tetapi
Anda dapat menyimpannya ke dalam bentuk sebuah file
(JPEG, BMP, TIF, dan lain-lain).

Gambar 1.13 Jendela Render
8. Tutup jendela render.
9. Pada perspective viewport, klik kanan dan tahan kemudian
gerakkan mouse untuk aplikasi rotate view.
10. Klik kanan mouse pada title perspective viewport, kemudian
klik Ghosted Display. 15

Gambar 1.14 Ghosted Display
Selain mode tampilan yang dijelaskan di atas, masih ada beberapa
mode lainnya seperti mode X-Ray, wireframe display, dan lainnya
untuk digunakan sesuai kebutuhan.
Jika Anda mengalami kesulitan atau tersesat dan tidak bisa
menemukan objek Anda dalam layar perspective viewport, maka
pilih menu View > Viewport Layout > 4 viewports. Langkah ini
akan mengembalikan Anda pada default viewport settings.
1.5 Navigasi Model
Klik kanan dan tahan kemudian gerakkan mouse untuk fungsi
rotate pada perspective viewport. Tekan dan tahan Shift+klik
kanan mouse dan tahan, lalu gerakkan mouse untuk menjalankan
fungsi Pan.
Mengklik kanan mouse, menggesernya kemudian memainkan
tampilan model yang sedang Anda kerjakan tidak akan ber-
pengaruh pada perintah kerja utama yang sedang kita gunakan
karena pada prinsipnya perintah ini bukan perintah kerja yang
secara langsung berhubungan dengan perangkat perintah kerja
pada objek yang sedang Anda kerjakan.
1.5.1 Panning
Pada saat tertentu Anda ingin melakukan tampilan model pada
posisi yang sesuai, untuk itu Anda dapat menggeser model yang
sedang dikerjakan ke segala arah secara vertikal maupun hori-16
zontal sesuai kebutuhan dengan mudah dan cepat. Proses ini dina-
makan Panning.
Latihan 2 – Panning
1. Pada top viewport, tekan dan tahan Shift+klik kanan mouse+
gerakkan mouse untuk aplikasi tampilan fungsi Pan.
2. Ulangi proses Pan pada layar viewport yang lainnya.

Gambar 1.15 Panning menggunakan Shift+klik kanan mouse
1.5.2 Zooming
Untuk tingkat ketelitian yang lebih akurat, Anda dapat melakukan
pengamatan objek yang sedang dikerjakan dengan melihatnya
pada jarak yang lebih dekat maupun jauh. Proses ini dinamakan
zooming.
Zooming In & Out
Latihan 3 – Zooming in & out
Ada beberapa cara untuk menjalankan perintah ini, yaitu:
1. Pilih menu View > Zoom > Dynamic, atau tekan tombol
pada toolbar lalu klik mouse dan tahan kemudian gerakkan
mouse.
2. Gunakan scroll putar jika Anda menggunakan perangkat
mouse yang dilengkapi dengan scroll putar. 17
3. Tekan Ctrl+klik kanan mouse dan tahan kemudian gerakkan
mouse.

Gambar 1.16 Zooming Menggunakan CTRL+Klik Kanan Mouse
Zooming Extents
Perintah zoom extents akan membantu Anda untuk dapat melihat
seluruh objek dan akan menampilkannya di layar viewport.
Latihan 4 – Zooming extents
1. Zooming extents pada salah satu viewport.
Pilih menu View > Zoom > Extents atau klik mouse tombol
pada toolbar.
2. Zooming extents pada seluruh viewport.
Pilih menu View > Zoom > Extents All atau klik kanan mouse
tombol pada toolbar.
1.6 Menyimpan File
Simpanlah hasil pekerjaan Anda secara periodik selama bekerja
untuk menghindari beberapa kesalahan program sehingga file
terhapus atau hilang karena komputer tidak dapat bekerja (hang
dan error).
Untuk menyimpan model yang sedang Anda kerjakan, yaitu:
Pilih menu File > Save. 18
Atau, klik salah satu option atau pilihan penyimpanan yang dise-
diakan oleh Rhino.
Pilihan Deskripsi
Save Menyimpan model yang sedang dikerjakan
dan membiarkan file yang Anda simpan
tetap terbuka.
Save Small Menyimpan model yang sedang Anda ker-
jakan tanpa render atau analisis meshes
dan tampilan gambar dengan ukuran mini-
mum.
Incremental Save Menyimpan model berdasarkan versi urutan
kerja dari model yang sedang dikerjakan.
Save As Menyimpan model yang sedang Anda
kerjakan dengan nama file, lokasi, dan
format baru.
Save As Template Menyimpan model yang sedang Anda ker-
jakan sebagai file template.

Rhino juga memfasilitasi kebutuhan untuk menyimpan file dengan
format program pemodelan 3D sejenisnya, seperti format
AutoCAD dan 3DS Max. Sehingga untuk kebutuhan tertentu Anda
dapat melakukan proses editing dan finishing model tidak terbatas
harus dilakukan pada program Rhino saja. Sangat fleksibel dan
tentunya akan membantu memudahkan proses ekspor dan impor
file 3D yang sudah Anda kerjakan.

Tidak ada komentar: